Lemah lunglai tak daya
Lapar tuanku...
Hamba lapar..
Memohonpun tak guna, menangispun tak kan geming...
Haruskah berteriak?
tidak.. bahkan berteriak pun kan sia-sia...
Diamkah? diamlah...
Diam adalah pilihan yang sempurna katanya..
Karena itu perutmu....
Seperti kata mereka mereka yang berdasi duduk di kursi sofa berlapis berlian permata
Dengan kengkuhannya "Itu perutmu hey rakyat jelata !"
Merangkak di tengah terik surya tepat di ubun-ubun
Mengais-ngais sisa-sisa nasi buangan
Peluh setiap peluh yang terkumpulkan kembali ke kantong mereka ..
dan kami..?
Kami mengemis belah kasihan ketika mereka menutup mata dan telinga...
hingga akhir tak berdaya..
Hingga akhir itu perutmu bukan perutku..
karena perutku bukan perutmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar