Senja merajut dipelupuk...
Nyanyian ombak mengayun sayu di daun telinga...
Berlari menyambut senja, bukan berlari menyambut dia..
dia... ya .. memang dia
dia dia dia dan dia
bahkan tak ada yang mengerti siapa dia
untuk apa dia, bagaimana dia...
hati yang masih tersegel dengan ria ..
masih tak gentar dengan dia...
ya.. dia...
dia dia dia dan dia
yang bahkan belum menampakkan wujudnya...
kapan?
meski logika ini berdendang ria dengan lirik terbarunya "kapan"
namun hati yang berpose kuat ini, masih keukeh memainkan melodi yang bertajuk "nanti"
tubuh ini bagaikan kapal yang dinahkodai oleh dua nahkoda sahabat..
andai bibir ini berkuasa untuk bicara...
andai mata ini berhak untuk meneteskan hanya setetes airmata saja...
namun fakta selalu tak bergeming sahabat...
meski.. dambaan akan pelukan hangatnya...
genggaman erat jemarinya...
tiupan sejuk nasihatnya...
hati tetaplah keukeh memainkan melodi terhebatnya "nanti"
.....
(Jember, 10 Agustus 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar